Minggu, 22 Januari 2012

Sterilisasi dan Desinfeksi


Mata Kuliah    :     Mikrobiologi
Topik               :   Sterilisasi dan Desinfeksi
Sub Topik        :   1. Cara Pewarnaan
2. Cara Kimiawi
3. Cara Penggunaan Saringan
Pertemuan       :    XII
Buku Sumber  : Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1994.                                    Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta. Bina Rupa Aksara.
Hidayat, AAA dan Uliyah M. 2008. Keterampilan Dasar Praktik Klinik. Jakarta. Salemba Medika.
Pekins JJ. 1983. Prinsiples and Methods of Sterilization in Health Sciences. Charles C.thomas : spingfield. IL
Block, S.S (ed). 1997. Disinfection, Sterilization, and Preservation. 2nd ed, Lea and Febiger, Philadelphia..
Anonim. 1993. Dasar-dasar Pemeriksaan Mikrobiologi. Universitas Gajah Mada.
Jawest, Ernest, L. Metnisk, Joseph, A. Adelberg, Edward. 1986.  Mikrobiologi untuk profesi Kedokteran.  Jilid 6.
Cano, R.J. Colome J.S, 1986. Mikrobiologi. St. Paul New York, Los Angeles, San Francisco. Wst Pulishing Company,.
Wistreich et al (eds). 1980. Microbiology. 3rd ed, Glencore Publishing Co, Inc. California. Collier Mac Millan Publishers. London.


PENDAHULUAN
Pengawasan terhadap mikroorganisme penyebab penyakit  telah memiliki pemikiran para ahli semenjak penyakit-penyakit mulai dikenal . berbagai macam substansi telah dicoba untuk memilih yang tepat guna menghilangkan pencemaran oleh jasad renik terhadap benda-benda baik hidup ataupun mati.
Bahan anti mikroba yang ditemukan memiliki keefektifan yang bermacam-macam, dan penggunaannyapun ditujukan terhadap hal-hal yang berbeda pula.
Sterilisasi dan desinfeksi misalnya, berbeda dengan cara digunakannya; sterilisasi dipakai terhadap jaringan hidup, sedangkan desinfeksi dipakai untuk bahan-bahan tak bernyawa seperti dahak dan sebagainya.
Sedangkan dalam pengertiannya sterilisasi adalah proses (kimia atau fisik) yang dapat membunuh semua jenis mikroorganisme dan desinfeksi adalah proses yang membunuh atau menghilangkan mikroorganisme patogen kecuali spora terutama idealnya semua yang bentuk vegetatif mikroorganisme mati, namun dengan terjadinya pengurangan jumlah mikroorganisme patogen sampai pada tingkat yang tidak membahayakan masih dapat diterima.
Tujuan sterilisasi/desinfeksi
Adapun tujuan dari sterilisasi dan desinfeksi tersebut adalah :
·         Mencegah terjadinya infeksi
·         Mencegah makanan menjadi rusak
·         Mencegah kontaminasi mikroorganisme dalam industri
·         Mencegah kontaminasi terhadap bahan- bahan yg dipakai dalam melakukan biakan murni.


ISI
1.      Cara Pewarnaan
Beberapa macam zat warna memiliki sifat menghambat pertumbuhan kuman (bakteriostatik), misalnya derivat akridin dan zat warna rosanilin. Akriflavin (campuran derivat akridin dengan senyawa lain) mempunyai spektrum aktivitas yang luas, dan telah dipergunakan untuk mengobatiinfeksi traktus urinarius. Mekanisme kerjanya agaknya disebabkan karena akridin mampu bereaksi dengan DNA.
Ungu kristal yang merupaka derivat metil dari zat warna rosanilin bersifat bakteriostatik bagi kuman-kuman gram positif. Ungu kristal dipakai untuk mengobati kandidiasis dan vaginitis karena trikomonas. Mekanisme kerja senyawa ini terhadap kuman gram positif, mirip dengan penisilin yaitu blokade  tahap terakhir pada penyusunan dinding sel.

2.      Cara Kimiawi
Hingga sekarang semakin banyak zat-zat kimia yang dipakai untuk membunuh atau untuk mengurangi jumlah organisme, dan penemuan-penemuan baru terus muncul dipasaran. Oleh karena tidak adaynya bahan kimia yang ideal atau yang dapat dipergunakan untuk segala macam keperluan, maka pilihan jatuh pada bahan kimia yang mampu membunuh organisme yang ada, dalam waktu yang tersingkat dan tanpa merusak bahan yang didesinfeksi ataupun sterilisasi.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada disinfeksi secara kimia :
1.    Rongga (space) yang cukup diantara alat-alat yang didesinfeksi, sehingga seluruh permukaan alat-alat tersebut dapat berkontak dengan desinfektan.
2.      Sebaiknya bersifat membunuh (germisid).
3.   Waktu (lamanya) disinfeksi harus tepat, alat-alat yang didesinfeksi jangan diangkat sebelum  waktunya.
4.   Solusi yang biasa dipakai untuk membunuh spora kuman biasanya bersifat sangat mudah menguap sehingga ventilasi ruangan perlu diperhatikan.
5.      Pengenceran desinfektan harus sesuai dengan anjuran, dan setiap kali harus dibuat pengenceran baru. Desinfektan yang sudah menunjukan tanda-tanda pengeruhan atau pengendapan harus diganti dengan yang baru.
6.   Sebaiknya menyediakan hand lotion
 merawat tangan setelah berkontak dengan desinfekstan

Faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi dengan cara kimia:
1. Jenis bahan yang digunakan
2. Konsentrasi bahan kimia
3. Sifat Kuman
4. pH
5. Suhu

Beberapa zat kimia yang sering digunakan untuk sterilisasi  :
ü  Alkohol
Akohol merupakan zat yang paling efektif dan dapat diandalkan untuk sterilisasi dan desinfeksi. Alkohol juga mendenturasi protein dengan jalan dehidrasi, dan juga merupakan pelarut lemak.oleh karenyanya membran sel akan rusak, dan enzim-enzim akan diinaktifkan oleh alkohol. Ada 3 jenis alkohol yang digunakan untuk metanol, CH3OH, Etanol, CH3CH2OH, dan isopropanol (CH3)2CHOH. Yang digunakan dala praktek adalah solusi alkohol 70-80% dalam air. Konsentrasi diatas 90% atau dibawah 50% biasanya kurang efektif kecuali isopropil alkohol yang masih tetap efektif sampai konsentrasi 99%. Waktu 10 menit sudah cukup membunuh sel vegetatif, tetaoi spora tidak.
ü  Halogen
Halogen meliputi senyawa-senyawa klorin dan yodium, baik yang organik maupun inorganik. Kebanyakan senyawa halogen membunuh sel hidup. Mereka membunuh sel karena mengoksidasi protein, dan dengan merusak membran dan menginaktifkan enzin-enzim.
ü  Yodium
Solusi yodium, baik dalam air maupun dalam alkohol bersifat antiseptik dan telah dipakai sejak lama sebagai antiseptik kulit sebelum proses pembedahan.
Yodium juga bersifat efektif terhadap berbagai protozoa seperti misalnya amoeba yang menyebabkan disentri.
Pada konsentrasi yang tepat, yodium tidak mengganggu kulit, namun penggunaan tinctura yodii mewarnai jaringan dan menyebabkan iritasi lokal pada kulit, dan kadang-kadang reaksi alergi.
ü  Klorin
Klorin bebas memiliki warna khas (hijau) dan bau yang tajam. Sudah sejak lama klorin dikenal sebagai deodoran dan desinfektan yang sangat baik, dan dijadikan stendar pengolahan air minum di seluruh lingkungan. Sayangnya kebanyakan senyawa klorin diinaktifkan oleh bahan-bahan organik dan beberapa katalisator logam. Di rumah sakit juga klorin digunakan untuk desinfeksi ruangan, permukaan-permukaan serta alat non bedah.
ü  Fenol (asam karbol)
Fenol (asam karbol) untuk pertama kalinya dipergunakan Lister di dalam ruang bedah sebagai germicide untuk mencegah timbulnya infeksi pasca bedah. Pada konsentrasi redah, daya bunuuhnya disebabkan karena fenol mempresipitasikan protein secara aktif, dan selain itu juga menurunkan tegangan permukaannya.
ü  Peroksida (H2O2)
Peroksida merupakan antiseptik yang efektif dan nontoksik. Molekulnya tidak stabil, dan apabila dipanaskan akan terurai menjadi air dan oksigen :
2H2O              2H2O + O2
Pada konsentrasi 0,3-0,6%, H2O2 dipakai untuk desinfeksi, dan pada konsentrasi 6,0-25,0% dipaqkai untuk sterilisasi. Pada konsentrasi 0,1% di dalam susu pada suhu 45oC selama 30 menit, H2O2 dapat mengurangi jumlah kuman sampai 99,99%.
ü  Gas Etilen Oksida
Oksida etilen merupakan gas peng-alkil ETO yang dapat membunuh sel.  Gas ini juga sangat eksplosif dan larut dalam air. Keuntungan penggunaan adalah karena mudah menembus plastik dan mensterilkan isi bungkusan-bungkusan (packing).

Sterilisasi dengan Radiasi
ü  Sinar Ungu Ultra (Ultraviolet)
Memiliki daya antimikrobial sangat kuat
Daya kerja            absorbsi asam nukleat
Panjang gelombang: 220-290 nm paling efektif 253,7 nm
Kelemahanà penetrasi lemah
ü  Sinar Gamma
Daya kerjanya           ion bersifat hiperaktif
Sering digunakan pada sterilisasi bahan makanan, terutama bila panas menyebabkan perubahan rasa, rupa atau penampilan
Bahan disposable: alat suntikan cawan petri dpt distrelkan dgn teknik ini
Sterilisasi dengan sinar gamma disebut juga “sterilisasi dingin”.

3.      Cara Penggunaan Saringan
Penyaringan dilakukan dengan mengalirkan cairan atau gas melalui suatu bahan penyaring yang memiliki pori cukup kecil untuk menahan mikroorganisme dengan ukuran tertentu. Saringan akan tercemar, sedangkan cairan tau gas yang melaluinya akan steril. Alat saring tertentu juga mempergunakan bahan yang dapat mengadsorpsi mikroorganisme. Saringan umum yang dipakai tidak dapat menahan virus. Penyaringan dilakukan untuk mensterilkan substansi yang peka terhadap panas seperti serum, solusi enzim, toksin kuman, ekstrak sel, dan sebagainya.

ü  Menyaring cairan
Hai ini dapat dilakukan dengan berbagai filter seperti :
Saringan Sietz            mempergunakan bahan asbestos sebagai alat penyaringnya.
Berkefeld                   mempergunakan filter terbuat dari tanah diatome.
Chamberland             mempergunakan filter terbaru dari porselen.
Fritted glass filter        mempergunakan filter terbuat dari serbuk gelas.
Cellulose Asetat         pada industri minuman
Kelemahan                 banyak filtrat tersisa pada saringan, virus lolos, hanya sekali pakai

ü  Menyaring udara
Untuk menjaga agar suhu alat (labu, tabung) yang sudah steril tidak tercemar oleh kuman, atau untuk menjaga agar suatu biakan kuman tidak tercemar oleh kuman lain, maka alat-alat tersebut harus ditutup dengan kapas mudah ditembus udara tetapi dapat menahan mikroorganisme. Untuk mencegah pencemaran oleh kuman-kumanudara pada waktu menuang perbenihan, dapat dipergunakan suatu alat yang disebut laminar flow bench dimana udara yang masuk ke dalamnya disaring terlebih dahulu dengan suatu saringan khusus. Menggunakan penyaring HIPA (High-Efficiency Particulate Air). Filter terdiri dari lipatan selulose asetat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar