Mata
Kuliah : Mikrobiologi
Topik : Sterilisasi dan Desinfeksi
Sub
Topik : 1. Cara Pewarnaan
2.
Cara Kimiawi
3.
Cara Penggunaan Saringan
Pertemuan :
XII
Buku Sumber : Staf Pengajar Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. 1994. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta. Bina
Rupa Aksara.
Hidayat, AAA dan Uliyah M. 2008. Keterampilan Dasar Praktik Klinik.
Jakarta. Salemba Medika.
Pekins JJ. 1983. Prinsiples and Methods of Sterilization in
Health Sciences. Charles C.thomas : spingfield. IL
Block, S.S (ed).
1997. Disinfection, Sterilization, and
Preservation. 2nd ed, Lea and Febiger, Philadelphia..
Anonim. 1993. Dasar-dasar Pemeriksaan Mikrobiologi. Universitas Gajah Mada.
Jawest, Ernest, L. Metnisk, Joseph, A. Adelberg,
Edward. 1986. Mikrobiologi untuk profesi Kedokteran. Jilid 6.
Cano, R.J. Colome J.S, 1986. Mikrobiologi. St. Paul New York, Los Angeles, San Francisco. Wst
Pulishing Company,.
Wistreich et al (eds). 1980. Microbiology. 3rd ed, Glencore Publishing Co, Inc. California.
Collier Mac Millan Publishers. London.
PENDAHULUAN
Pengawasan
terhadap mikroorganisme penyebab penyakit
telah memiliki pemikiran para ahli semenjak penyakit-penyakit mulai
dikenal . berbagai macam substansi telah dicoba untuk memilih yang tepat guna
menghilangkan pencemaran oleh jasad renik terhadap benda-benda baik hidup
ataupun mati.
Bahan
anti mikroba yang ditemukan memiliki keefektifan yang bermacam-macam, dan
penggunaannyapun ditujukan terhadap hal-hal yang berbeda pula.
Sterilisasi
dan desinfeksi misalnya, berbeda dengan cara digunakannya; sterilisasi dipakai
terhadap jaringan hidup, sedangkan desinfeksi dipakai untuk bahan-bahan tak
bernyawa seperti dahak dan sebagainya.
Sedangkan dalam pengertiannya sterilisasi adalah proses (kimia atau fisik) yang dapat membunuh semua jenis
mikroorganisme dan desinfeksi adalah proses yang membunuh atau menghilangkan mikroorganisme patogen
kecuali spora terutama idealnya semua yang bentuk vegetatif mikroorganisme
mati, namun dengan terjadinya pengurangan jumlah mikroorganisme patogen sampai
pada tingkat yang tidak membahayakan masih dapat diterima.
Tujuan sterilisasi/desinfeksi
Adapun tujuan dari sterilisasi
dan desinfeksi tersebut adalah :
·
Mencegah
terjadinya infeksi
·
Mencegah
makanan menjadi rusak
·
Mencegah
kontaminasi mikroorganisme dalam industri
·
Mencegah
kontaminasi terhadap bahan- bahan yg dipakai dalam melakukan biakan murni.
ISI
1. Cara
Pewarnaan
Beberapa
macam zat warna memiliki sifat menghambat pertumbuhan kuman (bakteriostatik),
misalnya derivat akridin dan zat warna rosanilin. Akriflavin (campuran derivat
akridin dengan senyawa lain) mempunyai spektrum aktivitas yang luas, dan telah
dipergunakan untuk mengobatiinfeksi traktus urinarius. Mekanisme kerjanya
agaknya disebabkan karena akridin mampu bereaksi dengan DNA.
Ungu
kristal yang merupaka derivat metil dari zat warna rosanilin bersifat
bakteriostatik bagi kuman-kuman gram positif. Ungu kristal dipakai untuk
mengobati kandidiasis dan vaginitis karena trikomonas. Mekanisme kerja senyawa
ini terhadap kuman gram positif, mirip dengan penisilin yaitu blokade tahap terakhir pada penyusunan dinding sel.
2. Cara
Kimiawi
Hingga
sekarang semakin banyak zat-zat kimia yang dipakai untuk membunuh atau untuk
mengurangi jumlah organisme, dan penemuan-penemuan baru terus muncul dipasaran.
Oleh karena tidak adaynya bahan kimia yang ideal atau yang dapat dipergunakan
untuk segala macam keperluan, maka pilihan jatuh pada bahan kimia yang mampu
membunuh organisme yang ada, dalam waktu yang tersingkat dan tanpa merusak
bahan yang didesinfeksi ataupun sterilisasi.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada disinfeksi secara kimia :
1. Rongga (space) yang cukup
diantara alat-alat yang didesinfeksi, sehingga seluruh permukaan alat-alat
tersebut dapat berkontak dengan desinfektan.
2.
Sebaiknya
bersifat membunuh (germisid).
3. Waktu (lamanya)
disinfeksi harus tepat, alat-alat yang didesinfeksi jangan diangkat sebelum waktunya.
4. Solusi yang biasa
dipakai untuk membunuh spora kuman biasanya bersifat sangat mudah menguap sehingga
ventilasi ruangan perlu diperhatikan.
5.
Pengenceran desinfektan harus sesuai dengan anjuran, dan setiap kali harus dibuat
pengenceran baru. Desinfektan yang sudah menunjukan tanda-tanda pengeruhan atau
pengendapan harus diganti dengan yang baru.
6. Sebaiknya menyediakan hand lotion
merawat tangan setelah berkontak dengan desinfekstan
Faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi dengan cara kimia:
1. Jenis bahan yang digunakan
2. Konsentrasi bahan kimia
3. Sifat Kuman
4. pH
5. Suhu
Beberapa zat kimia yang sering digunakan untuk sterilisasi :
ü
Alkohol
Akohol
merupakan zat yang paling efektif dan dapat diandalkan untuk sterilisasi dan
desinfeksi. Alkohol juga mendenturasi protein dengan jalan dehidrasi, dan juga
merupakan pelarut lemak.oleh karenyanya membran sel akan rusak, dan enzim-enzim
akan diinaktifkan oleh alkohol. Ada 3 jenis alkohol yang digunakan untuk
metanol, CH3OH, Etanol, CH3CH2OH, dan
isopropanol (CH3)2CHOH. Yang digunakan dala praktek
adalah solusi alkohol 70-80% dalam air. Konsentrasi diatas 90% atau dibawah 50%
biasanya kurang efektif kecuali isopropil alkohol yang masih tetap efektif
sampai konsentrasi 99%. Waktu 10 menit sudah cukup membunuh sel vegetatif,
tetaoi spora tidak.
ü
Halogen
Halogen
meliputi senyawa-senyawa klorin dan yodium, baik yang organik maupun inorganik.
Kebanyakan senyawa halogen membunuh sel hidup. Mereka membunuh sel karena
mengoksidasi protein, dan dengan merusak membran dan menginaktifkan
enzin-enzim.
ü
Yodium
Solusi
yodium, baik dalam air maupun dalam alkohol bersifat antiseptik dan telah
dipakai sejak lama sebagai antiseptik kulit sebelum proses pembedahan.
Yodium juga
bersifat efektif terhadap berbagai protozoa seperti misalnya amoeba yang
menyebabkan disentri.
Pada
konsentrasi yang tepat, yodium tidak mengganggu kulit, namun penggunaan
tinctura yodii mewarnai jaringan dan menyebabkan iritasi lokal pada kulit, dan
kadang-kadang reaksi alergi.
ü
Klorin
Klorin bebas
memiliki warna khas (hijau) dan bau yang tajam. Sudah sejak lama klorin dikenal
sebagai deodoran dan desinfektan yang sangat baik, dan dijadikan stendar
pengolahan air minum di seluruh lingkungan. Sayangnya kebanyakan senyawa klorin
diinaktifkan oleh bahan-bahan organik dan beberapa katalisator logam. Di rumah
sakit juga klorin digunakan untuk desinfeksi
ruangan, permukaan-permukaan serta alat
non bedah.
ü
Fenol (asam karbol)
Fenol (asam
karbol) untuk pertama kalinya dipergunakan Lister di dalam ruang bedah sebagai germicide untuk mencegah timbulnya
infeksi pasca bedah. Pada konsentrasi redah, daya bunuuhnya disebabkan karena
fenol mempresipitasikan protein
secara aktif, dan selain itu juga menurunkan tegangan permukaannya.
ü
Peroksida
(H2O2)
Peroksida
merupakan antiseptik yang efektif dan
nontoksik. Molekulnya
tidak stabil, dan apabila dipanaskan akan terurai menjadi air dan
oksigen :
Pada
konsentrasi 0,3-0,6%, H2O2 dipakai untuk desinfeksi, dan
pada konsentrasi 6,0-25,0% dipaqkai untuk sterilisasi. Pada konsentrasi 0,1% di
dalam susu pada suhu 45oC selama 30 menit, H2O2
dapat mengurangi jumlah kuman sampai 99,99%.
ü
Gas Etilen
Oksida
Oksida etilen
merupakan gas peng-alkil ETO yang dapat membunuh sel. Gas ini juga sangat eksplosif dan larut dalam
air. Keuntungan penggunaan adalah karena mudah menembus plastik dan
mensterilkan isi bungkusan-bungkusan (packing).
Sterilisasi dengan Radiasi
ü
Sinar Ungu
Ultra (Ultraviolet)
Memiliki daya antimikrobial sangat kuat
Panjang gelombang: 220-290 nm paling efektif 253,7 nm
Kelemahanà penetrasi lemah
ü
Sinar Gamma
Sering digunakan pada sterilisasi bahan makanan, terutama bila panas
menyebabkan perubahan rasa, rupa atau penampilan
Bahan disposable: alat suntikan cawan petri dpt distrelkan dgn teknik ini
Sterilisasi dengan sinar gamma disebut juga “sterilisasi dingin”.
3. Cara
Penggunaan Saringan
Penyaringan
dilakukan dengan mengalirkan cairan atau gas melalui suatu bahan penyaring yang
memiliki pori cukup kecil untuk menahan mikroorganisme dengan ukuran tertentu.
Saringan akan tercemar, sedangkan cairan tau gas yang melaluinya akan steril.
Alat saring tertentu juga mempergunakan bahan yang dapat mengadsorpsi
mikroorganisme. Saringan umum yang dipakai tidak dapat menahan virus.
Penyaringan dilakukan untuk mensterilkan substansi yang peka terhadap panas
seperti serum, solusi enzim, toksin kuman, ekstrak sel, dan sebagainya.
ü
Menyaring
cairan
Hai ini
dapat dilakukan dengan berbagai filter seperti :
ü
Menyaring
udara
Untuk
menjaga agar suhu alat (labu, tabung) yang sudah steril tidak tercemar oleh
kuman, atau untuk menjaga agar suatu biakan kuman tidak tercemar oleh kuman
lain, maka alat-alat tersebut harus ditutup dengan kapas mudah ditembus udara
tetapi dapat menahan mikroorganisme. Untuk mencegah pencemaran oleh
kuman-kumanudara pada waktu menuang perbenihan, dapat dipergunakan suatu alat
yang disebut laminar flow bench dimana
udara yang masuk ke dalamnya disaring terlebih dahulu dengan suatu saringan
khusus. Menggunakan penyaring HIPA (High-Efficiency
Particulate Air). Filter
terdiri dari lipatan selulose asetat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar