Selasa, 17 Juli 2012

Makalah KIP/K




MAKALAH KIP/K
BENTUK KOMUNIKASI VERBAL
Dan NON VERBAL


Kelompok 6

Nadia Abimafy C                    010070
Novi Arisa                              010071
Vera. O. Abas                         010089
Vidya Fitriani             Noka JJ          010090

KELAS 1 B

AKBID BOGOR HUSADA PLUS
Jl. Ir. H. Djuanda No 18 Bogor
2010 - 20111



KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang senantiasa telah memberikan kesehatan dan kesempatan untuk kami dalam menyelesaikan tugas mata kuliah Komunikasi, Informasi, dan Konseling (KIP/K). Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada :
1.    Orang tua kami yang selalu memberikan dukungannya baik secara moril maupun material
2.    Bapak Drs. Slamet Mulyono, M.Kes, Ketua Yayasan Akademi Bogor Husada Plus
3.    Tantri Wenny, SST., dosen koordinator dan pembimbing, serta selaku dosen penguji.

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna     menyempurnakan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami sebagai penyusun dan para pembaca.



Bogor,     April 2011


Penyusun








DAFTAR ISI

     KATA PENGANTAR   ........................................................................................           i
     DAFTAR ISI   ......................................................................................................           ii
     BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................             1
     BAB II TINJAUN TEORI  ..................................................................................             2
              2.1 KOMUNIKASI VERBAL  ..................................................................             2
              2.2 KOMUNIKASI NON VERBAL .........................................................             3
     BAB III PENUTUP  ............................................................................................             7
     DAFTAR PUSTAKA   .........................................................................................            8



BAB I
PENDAHULUAN

Komunikasi berasal dari bahasa Latin, Communicare atau Communis yang berarti membagi keluar, berbagi, menanamkan, menginformasikan, dan atau berpartisipasi dalam.
Jadi, dari asal katanya, diketahui bahwa komunikasi membutuhkan pesan yang hendak dibagi, penyampai pesan (komunikator) dan objek pesan (komunikan).
Beberapa definisi komunikasi menurut para ahli:
·         Komunikasi adalah situas yang memungkinkan sumber untuk mentransmisikan suatu pesan kepada seorang penerima dengan disadari untuk memengaruhi perilaku penerima (Gerald R. Miller)
·         Komunikasi adalah suatu proses yang membuat sama bagi dua orang atau lebih apa yang tadinyamerupakan monopoli seseorang atau sejumlah orang (Alex Gode)
·         Komunikasi adalah pertukaran verbal pikiran atau gagasan (Juhn B. Holen)
·         Komunikasi adalah suatu proses penciptaan antara dua komunikator atau lebih (Tubbs dan Moss)
·         Komunikasi adalah transmisi informasi (Bernard Berelson dan Gary Stoiner)
Secara garis besar, komunikasi terbagi atas dua, yaitu Komunikasi Verbal dan Non Verbal.





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal (verbal communication) adalah bentuk komunikasi yang disampaikan komunikator kepada komunikan dengan cara tertulis (written) atau lisan (oral).
Sepasang kekasih bersms-an tiap hari, seorang presenter membawakan acara musik di stasion televisi, seorang wartawan menulis berita atau opininya di surat kabar, atau seorang ayah menelpon anaknya, itu merupakan sebagian kecil contoh komunikasi verbal.
Prakteknya, komunikasi verbal bisa dilakukan dengan cara :
  1. Berbicara dan menulis. Umumnya untuk menyampaikan bussines message,orang cenderung lebih menyukai speaking (berbicara) ketimbang menulis (writing). Selain karena alas an praktis, speaking dianggap lebih mudah “menyentuh” sasaran karena langsung didengar komunikan. Namun bukan berarti pesan tertulis tidak penting. Untuk menyampaikan pesan bisnis yang panjang dan memerlukan pemahaman dan pengkajian matang, diperlukan pula penyampaian writing. Semisal penyampaian bussines report. Sangat tidak mungkin jika hanya disampaikan dengan berbicara.
  2. Mendengarkan dan membaca. Kenyataan menunjukkan, pelaku bisnis lebih sering mendapatkan informasi ketimbang menyampaikan informasi. Dan aktivitas penerimaan informasi.pesan bisnis ini dilakukan lewat proses (listening) mendengarkan dan membaca (reading). Sayangnya, kenyataan juga menunjukkan, masih banyak di antara kalangan bisnis yang tidak memiliki kemampuan dan kemauan memadai untuk melakukan proses reading dan listening ini. Sehingga pesan penting sering hanya berlalu begitu saja, dan hanya sebagian kecil yang tercerna dengan baik.

B.     Komunikasi Non Verbal
Komunikasi nonverbal adalah proses komunikasi dimana pesan disampaikan tidak menggunakan kata-kata. Contoh komunikasi nonverbal ialah menggunakan gerak isyaratbahasa tubuhekspresi wajah dankontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan sebagainya, simbol-simbol, serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya emosi, dan gaya berbicara.
Para ahli di bidang komunikasi nonverbal biasanya menggunakan definisi "tidak menggunakan kata" dengan ketat, dan tidak menyamakan komunikasi non-verbal dengan komunikasi nonlisan. Contohnya, bahasa isyarat dan tulisan tidak dianggap sebagai komunikasi nonverbal karena menggunakan kata, sedangkan intonasi dan gaya berbicara tergolong sebagai komunikasi nonverbal. Komunikasi nonverbal juga berbeda dengan komunikasi bawah sadar, yang dapat berupa komunikasi verbal ataupun nonverbal.
Meski jarang disadari diyakini manfaatnya, Komunikasi non verbal (non verbal communicarion) menempati porsi penting. Banyak komunikasi verbal tidak efektif hanya karena komunikatornya tidak menggunakan komunikasi non verbal dengan baik dalam waktu bersamaan.
Melalui komunikasi non verbal, orang bisa mengambil suatu kesimpulan mengenai suatu kesimpulan tentang berbagai macam persaan orang, baik rasa senang, benci, cinta, kangen dan berbagai macam perasaan lainnya. Kaitannya dengan dunia bisnis, komunikasi non verbal bisa membantu komunikator untuk lebih memperkuat pesan yang disampaikan sekaligus memahami reaksi komunikan saat menerima pesan.
Tujuan komunikasi non verbal ;
  1. Menyediakan/memberikan informasi
  2. Mengatur alur suatu percakapan
  3. Mengekspresikan suatu emosi
  4. Memberi sifat, melengkapi, menentang atau mengembangkankan pesan-pesan verbal.
  5. Mengendalikan atau mempersuasi orang lain
  6. Mempermudah tugas-tugas khusus, misalnya dalam mengajar seseorang untuk melakukan serve badmintos, belajr golf dan sejenisnya.
Lebih jauh, relevansi komunikasi non verbal dalam dunia bisnis, komunikasi non verbal yang disampaikan dengan baik akan mampu membantu seseorang meningkatkan kredibilitas dan potensi leadeship, selain tentunya akan mempermudah proses penyampaian pesan inti kepada komunikan.
Bentuk komunikasi non verbal sendiri di antaranya adalah, bahasa isyarat, ekspresi wajah, sandi, symbol-simbol, pakaian seragam, warna dan intonasi suara.
·         Sentuhan
Haptik adalah bidang yang mempelajari sentuhan sebagai komunikasi nonverbal. Sentuhan dapat termasuk: bersalaman, menggenggam tangan, berciuman, sentuhan di punggung, mengelus-elus, pukulan, dan lain-lain. Masing-masing bentuk komunikasi ini menyampaikan pesan tentang tujuan atau perasaan dari sang penyentuh. Sentuhan juga dapat menyebabkan suatu perasaan pada sang penerima sentuhan, baik positif ataupun negatif.
·         Kronemik
Kronemik adalah bidang yang mempelajari penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal. Penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal meliputi durasi yang dianggap cocok bagi suatu aktivitas, banyaknya aktivitas yang dianggap patut dilakukan dalam jangka waktu tertentu, serta ketepatan waktu (punctuality).
·         Gerakan tubuh
Dalam komunikasi nonverbal, kinesik atau gerakan tubuh meliputi kontak mataekspresi wajah, isyarat, dan sikap tubuh. Gerakan tubuh biasanya digunakan untuk menggantikan suatu kata atau frase, misalnya mengangguk untuk mengatakan ya; untuk mengilustrasikan atau menjelaskan sesuatu; menunjukkan perasaan, misalnya memukul meja untuk menunjukkan kemarahan; untuk mengatur atau menngendalikan jalannya percakapan; atau untuk melepaskan ketegangan.
·         Proxemik
Proxemik atau bahasa ruang, yaitu jarak yang Anda gunakan ketika berkomunikasi dengan orang lain, termasuk juga tempat atau lokasi posisi Anda berada. Pengaturan jarak menentukan seberapa jauh atau seberapa dekat tingkat keakraban Anda dengan orang lain, menunjukkan seberapa besar penghargaan, suka atau tidak suka dan perhatian Anda terhadap orang lain, selain itu juga menunjukkan simbol sosial. Dalam ruang personal, dapat dibedakan menjadi 4 ruang interpersonal :
o   Jarak intim
Jarak dari mulai bersentuhan sampai jarak satu setengah kaki. Biasanya jarak ini untuk bercinta, melindungi, dan menyenangkan.
Jarak yang menunjukkan perasaan masing-masing pihak yang berkomunikasi dan juga menunjukkan keakraban dalam suatu hubungan, jarak ini berkisar antara satu setengah kaki sampai empat kaki.
o   Jarak sosial
Dalam jarak ini pembicara menyadari betul kehadiran orang lain, karena itu dalam jarak ini pembicara berusaha tidak mengganggu dan menekan orang lain, keberadaannya terlihat dari pengaturan jarak antara empat kaki hingga dua belas kaki.
o   Jarak publik
Jarak publik yakni berkisar antara dua belas kaki sampai tak terhingga
·         Vokalik
Vokalik atau paralanguage adalah unsur nonverbal dalam suatu ucapan, yaitu cara berbicara. Ilmu yang mempelajari hal ini disebut paralinguistik. Contohnya adalah nada bicara, nada suara, keras atau lemahnya suara, kecepatan berbicara, kualitas suara, intonasi, dan lain-lain. Selain itu, penggunaan suara-suara pengisi seperti "mm", "e", "o", "um", saat berbicara juga tergolong unsur vokalik, dan dalam komunikasi yang baik hal-hal seperti ini harus dihindari.
·         Lingkungan
Lingkungan juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu. Diantaranya adalah penggunaan ruangjaraktemperaturpenerangan, dan warna

Senin, 02 April 2012

makalah Soap pada ibu hamil


MAKALAH DOKUMENTASI KEBIDANAN
Praktikum Membuat Dokumentasi Dengan Soap pada Ibu Hamil






Disusun oleh :
Kelompok 6
Novi Arisa                              010071
Vera O. Abas                         010089
Vidya Fitriani Noka JJ          010090
Yullanty Paulina                     010093
Kelas II B

AKBID BOGOR HUSADA
Jl. Soleh Iskandar No 4 Bogor
2011 – 2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang senantiasa telah memberikan kesehatan dan kesempatan untuk kami dalam menyelesaikan tugas mata kuliah Dokumentasi Kebidanan. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada :
1.    Drs. Slamet Mulyono, M.Kes, Ketua Yayasan Akademi Bogor Husada.
2.    Riana Ulfah, SSiT, MM.Kes, Direktur Akademi kebidanan Bogor Husada.
3.    Mukhlisiana, SST., dosen koordinator dan pembimbing mata kuliah.
4.    Orang tua kami yang selalu memberikan dukungannya baik secara moril maupun material
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna     menyempurnakan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami sebagai penyusun dan para pembaca.



Bogor, 4  Oktober 2011



Penyusun











DAFTAR ISI

     DAFTAR ISI   .............................................................................................                   i
     KATA PENGANTAR  ...............................................................................                  ii
     BAB I PENDAHULUAN   .........................................................................                  1
              1.1     Latar Belakang   .........................................................................                  1
              1.2     Tujuan Penulisan      ....................................................................                  1
              1.3     Ruang Lingkup     .......................................................................                  1
              1.4     Sistematika Penulisan       ............................................................                  1
     BAB           II PEMBAHASAN .........................................................................            3
              2.1     Dokumentasi dalam bidang kesehatan         …………………….                  3
              2.2     Definisi SOAP     ………………………………………………                  3
               2.3     Pentingnya melakukan pendokumentasian SOAP        …………                  4
              2.4     Alasan SOAP digunakan sebagai pendokumentasian     ………...                  4
                        2.4.1   Contoh kasus 1    ………………………………………                  5
                        2.4.2   Contoh kasus 2       …………………………………….                  5
     BAB III PENUTUP  ...................................................................................                  8
              3.1     Kesimpulan    .............................................................................                  8
              3.2     Saran   .......................................................................................                  8
     DAFTAR PUSTAKA     ..............................................................................                  9            







BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Dokumentasi asuhan kebidanan pada ibu hamil merupakan bentuk catatan dari hasil asuhan kebidanan yang dilaksanakan pada ibu hamil, yakni mulai dari trimester I sampai dengan trimester III yang meliputi pengkajian, pembuatan diagnosis kebidanan, pengidentifikasian masalah terhadap tindakan segera dan melakukan kolaborasi dengan dokter atau tenaga kesehatan lain serta menyusun asuhan kebidanan dengan tepat dan rasional berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah sebelumnya. Lingkup masalah ini adalah masalah kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin dengan waktu kurang lebih dari 280 hari (kurang lebih 40 minggu) atau 9  bulan 7 hari yang terbagi atas tiga trismester, yakni trismster I (mulai awal kehamilan), trismester II ( antara kehamilan 14 minggu sampai dengan 28 minggu), dan trismester III (anatara kehamilan 38 minggu sampai kehamilan 36 minggu atau sesudah 36 minggu).

1.2  Tujuan Penulisan
1.2.1  Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas mata kuliah DOKUMENTASI KEBIDANAN dari dosen yang bersangkutan.
1.2.2  Tujuan Khusus
Untuk menambah wawasan mahasiswi mengenai mata kuliah DOKUMENTASI KEBIDANAN.

1.3  Ruang Lingkup Materi
a.       Ibu Hamil

1.4  Sistematika Penulisan
1.4.1        Bab I Pendahuluan
Berisikan mengenai :
1.1        Latar Belakang
1.2        Tujuan Penulisan
1.2.1        Tujuan Umum
1.2.2        Tujuan Khusus
1.3        Ruang Lingkup Materi
1.4        Sistematika Penulisan
1.4.2        Bab II Pembahasan
1.4.3        Bab III Penutup
















BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Dokumentasi Dalam Bidang Kesehatan
Dokumentasi dalam bidang kesehatan adalah suatu system pencatatan dan pelaporan informasi tentang kondisi dan perkembangan kesehatan pasien dan semua kegiatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan (dokter, bidan, perawat dan petugas kesehatan lainnya).
Dokumentasi asuhan kebidanan pada ibu hamil merupakan bentuk catatan dari hasil asuhan kebidanan yang dilaksanakan pada ibu hamil, yakni mulai dari trimester I sampai dengan semester III yang meliputi pengkajian, pembuatan diagnosis kebidanan, pengidentifikasian masalah terhadap tindakan segera dan melakukan kolaborasi dengan dokter atau tenaga kesehatan lain serta menyusun asuhan kebidanan dengan tepat dan rasional berdasarkan keputusan yang dibuat sebelumnya.
2.2 Definisi SOAP
SOAP adalah catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis, dan tertulis. Metode 4 langkah yang dinamakan SOAP ini disarikan dari proses pemikiran penatalaksaan kebidanan. Dipakai untuk mendokumenkan asuhan pasien dalam rekaman medis pasien sebagai catatan kemajuan. Model SOAP sering digunakan dalam catatan perkembangan pasien. Seorang bidan hendaknya menggunakan SOAP setiap kali dia bertemu dengan pasiennya. Selama antepartum, seorang bidan bisa menulis satu catatan SOAP untuk setiap kunjungan, sementara dalam masa intrapartum, seorang bidan boleh menulis lebih dari satu catatan untuk satu pasien dalam satu hari. Bentuk penerapannya adalah sebagai berikut (Mufdlilah, 2009).
Metode 4 langkah yang dinamakan SOAP ini disarikan dari proses pemikiran penatalaksanaan kebidanan. Dipakai untuk mendokumenkan asuhan pasien dalam rekaman medis pasien sebagai catatan kemajuan. Bentuk SOAP umumnya digunakan untuk pengkajian awal pasien, dengan cara penulisannya adalah sebagai berikut.
S (subjektif)                  :  Data subektif
                                       Berisi data dari pasien melalui anamnesis (wawancara) yang merupakan ungkapan langsung
O (objektif)                  :  Data objektif
Data yang dari hasil observasi melalui pemeriksaan fisik
A (assesment)               :  Analisis dan interpretasi
Berdasarkan data yang terkumpul kemudian dibuat kesimpulan yang meliputi diagnosis, antisipasi diagnosis atau masalah potensial, serta perlu tidaknya dilakukan tindakan segera.
P (plan)                        : Perencanaan
Merupakan rencana dari tindakan yang akan diberikan termasuk asuhan mandiri, kolaborasi, diagnosis atau labolatorium, serta konseling untuk tindak lanjut.
(sumber : Pusat Pengembangan Keperawatan Catolus, 2004)
2.3 Pentingnya melakukan pendokumentasikan SOAP
1.      Menciptakan catatan permanen tentang asuhan kebidanan yang diberikan kepada pasien
2.      Kemungkinan berbagai informasi diantara para pemberi asuhan
3.      Memfasilitasi pemberian asuhan yang berkesinambungan
4.      Memungkinkan pengevaluasian dari asuhan yang diberikan
5.      Memberikan data untuk catatan nasional, riset, dan statistic mortalitas morbiditas
6.      Meningkatakan pemberi asuhan yang lebih aman, bermutu tinggi pada klien
2.4 Alasan SOAP digunakan sebagai pendokumentasian
1.      Pembuatan grafik metode SOAP merupakan progesi informasi yang systematis yang mengorganisir penemuan dan konklusi bidan menjadi suatu rencana asuhan.
2.      Metode ini merupakan penyulingan inti sari dari proses penatalaksanaan kebidanan untuk tujuan penyediaan dan pendokumentasian asuhan.
3.      SOAP merupakan urutan-urutan yang dapat membantu bidan dalam mengorganisir pikiran bidan dan memberikan asuhan yang menyeluruh.
2.4.1 Contoh Kasus I
            Kunjungan antenatal yang pertama. Ibu anisa berusia 21 tahun, seorang gravida 1 yang datang ke klinik oleh karena ia sudah piker karena ia sudah hamil. Haidnya yang terakhir adalah hamper 3 bulan yang lalu. Ia mengatakan bahwa ia sangat letih, merasa mual, dan ingin muntah sesekali. Ia mengeluh tentang sakit kepala, ia khawatir oleh karena ia sering harus buang air kecil. Ia mengatakan bahwa ia sudah diimunisasi TT.
S    = Tidak haid selama tiga bulan terakhir, mengeluh sakit kepala dan mutah sesekali. Sering, tetapi tidak merasa sakit sewaktu kencing, mengaku tidak adanya masalah kesehatan di masa lalu. Menyatakan sudah diimunisasi TT.
O   = Belum ada pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan fisik biasa-biasa saja. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, perkiraan haid terakhir 3 bulan yang lalu.
A   = Umur 22 tahun G1, dengan anggapan sudah hamil selama 12 minggu. Rasa mual biasa dan muntah pada awal-awal kehamilan. Telah diimunisasi TT.
P    = Asuhan rutin untuk kunjungan antenatal pertama: laboratorium, zat besi/folate, pendidikan. Langkah mengurangi rasa mual. Kaji ulang tanda-tanda bahaya. Rencana kelahiran mulai. Kembali Tinjauan Kasus Ibu Hamil
2.4.2 Contoh Kasus 2
Ny. A berumur 28 tahun datang ke Puskesmas untuk periksa hamil tanggal 7 Maret 2007. hamil ini adalah kehamilan yang kedua dan belum pernah abortus, HPHT : 28 Mei 2006. Ibu mengatakan pusing, lemas, pandangan berkunang-kunang. Dari hasil pemeriksaan ditemukan TD : 100/90 mmhg, S : 36 oC, M : 80 x / mnt, Rr “ 20 x / mnt, Hb : 8 gram%, kunjungtiva pucat dan DJJ 144 x / mnt teratur, terdengar di perut ibu sebelah kiri.
S    = Subjek
Ny. A umur 28 tahun, periksa hamil tanggal 7 Maret 2007. Dengan keluhan pusing, lemas, dan pandangan mata berkunang-kunang. Diketahui HPHT : 28 Mei 2006.
O   = Objektif
K/U ibu baik, kesadaran composmentis.
Pemeriksaan TTV
TD = 100 / 90 mmHg M = 80 x / mnt
S = 36o C Rr = 20 x / mnt
Pemeriksaan fisik
Head to toe
Pemeriksaan Palpasi
Leopold I         =  TFU : 30 cm, teraba bagian bulat, lunak, tidak ada lentingan (bokong janin).
Leopold II        = - Sebelah kanan ibu teraba bagan-bagian kecil janin  (eksterminas janin).
 - Sebelah kiri ibu teraba bagian keras, panjang ada tahanan
(punggung janin).
Leopold III       =   Teraba bagian bulat, keras ada lentingan (kepala janin)
Leopold IV      =   Konvergen 5/5 bagian.
Pemeriksaan Auskultasi
DJJ : 144 x / mnt
PM : terdengar jelas, 2 jam dibawah pusat kiri ibu
Pemeriksaan Laboratorium
Hb : 8 gram%

A   = Assesment
G2P1AO hamil pada 32 minggu umur 28 tahun
Janin hidup tunggal intra uterin, letak memanjang, presentasi kepala, konvergen 5/5 bagian dengan anemia ringan
P    = Planning
Beritahu hasil pemeriksaan.
Anjurkan kepada ibu untuk tidak melakukan perkerjaan yang terlalu berat.
Anjurkan kepada ibu untuk makan makanan yang mengandung zat besi dan makan dilakukan lebih sering dalam jumlah lebih sedikit.
Anjurkan kepada ibu untuk tidak melakukan perjalanan jauh.
Anjurkan kepada ibu untuk melakukan konsumsi vitamin setiap hari 1 tablet.
Anjurkan kepada ibu untuk minum obat zat besi dan asam sulfat.
Anjurkan kepada ibu untuk olahraga ringan di pagi hari sebelum melakukan aktivitas.
Anjurkan kepada ibu untuk periksa laboratorium untuk mengetahui apakah Hbnya sudah naik atau belum.
Anjurkan kepada ibu untuk kontrol ulang 2 minggu lagi.
Ibu mengerti hasil pemeriksaan.
Ibu bersedia melaksanakan semua anjuran dari bidan.
ibu mau datang dan periksa 2 minggu lagi ke klinik..

BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Dokumentasi asuhan kebidanan pada ibu hamil merupakan bentuk catatan dari hasil asuhan kebidanan yang dilaksanakan pada ibu hamil, yakni mulai dari trimester I sampai dengan semester III yang meliputi pengkajian, pembuatan diagnosis kebidanan, pengidentifikasian masalah terhadap tindakan segera dan melakukan kolaborasi dengan dokter atau tenaga kesehatan lain serta menyusun asuhan kebidanan dengan tepat dan rasional berdasarkan keputusan yang dibuat sebelumnya.
SOAP adalah catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis, dan tertulis. Metode 4 langkah yang dinamakan SOAP ini disarikan dari proses pemikiran penatalaksaan kebidanan. Bentuk SOAP umumnya digunakan untuk pengkajian awal pasien, dengan cara penulisannya adalah sebagai berikut.
S (subjektif)                  :  Data subektif
O (objektif)                  :  Data objektif.
A (assesment)               :  Analisis dan interpretasi
P (plan)                        : Perencanaan

3.2  Saran
Diharapkan agar tenaga kesehatan dapat menjadi pendengar aktif ketika melakukan anamnesa dan melakukan pendokumentasian secara tepat agar didapatkan data yang benar dan akurat dari pasien.






DAFTAR PUSTAKA
Wildan, hidayat, Ali Mul.2008.Dokumentasi Kebidanan.Jakarta: Salemba Medika
Mufdillah. 2009. Panduan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Yogyakarta: Nuha Medika.
Depkes RI.2001, Konsep Asuhan Kebidanan, Jakarta: Pusdiknakes.